jump to navigation

Apa itu Irfan ? Apa itu Tasawwuf ? Juni 20, 2008

Posted by neofilsafat in tasawwuf.
add a comment

Dalam tulisan ini, kami akan memaparkan sekelumit tentang irfan dan tasawuf secara berkala. Kami ingin mencoba memperkenalkan pada pembaca tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan tasawuf dan irfan. Sebenarnya, keduanya mudah kita temukan disekitar kita. Walaupun keduanya seolah tidak begitu nampak. Sebab keduanya lebih banyak bercerita tentang aspek batiniyah manusia. Boleh dikata, kedua hal diatas hadir dalam seluruh mazhab Islam. Sebab seluruhnya menekankan bagaimana manusia mampu membersihkan jiwanya dari sifat – sifat hewaniyah sehingga bisa mencapai insan kamil. Bagaimana manusia khusyu’ dalam ibadahnya dll. Pada Intinya fokus tasawuf dan irfan pada “ qalbu “ manusia yang merupakan salah satu potensi untuk mengetahui ( lahum qulubun la yafqahuna biha ).

Istilah yang lebih akrab di telinga kita adalah Tarekat yang bermakna jalan dan pattareka’ adalah mereka yang menerjunkan dirinya dalam dunia tarekat. Qadariyah, naqsyabandiyah dan khalwatiyah adalah aliran tarekat yang mudah kita dapatkan di Indonesia. Tapi pembahasan kita kali ini tidak membahas aliran – aliran tarekat yang ada di Indonesia. Tapi focus pembahasan kita kali ini pada tasawuf dan irfan itu sendiri.

 

Apa itu Irfan ? dan siapakah yang Arif ?

Irfan secara bahasa bermakna ‘ pengetahuan ‘ dan ‘ mengetahui ‘. Sedangkan secara istilah bermakna metode atau jalan tertentu untuk sampai pada hakekat eksistensi, dan hubungan manusia pada hakekat eksistensi yang bersandar pada syuhud dan isyraq ( ilmuninasi ). Manusia untuk sampai pada derajat ini ( syuhud ) bukan melalui argumentasi dan pemikiran ataupun burhan, akan tetapi melalui tazkiyatunnafs dan memutuskan ketertarikan pada dunia dan perkara – perkara duniawi, dan seluruh keberadaan dirinya dia kerahkan pada Allah swt.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu irfan. Kami akan menukil definisi yang dipaparkan sendiri oleh para Arif. Artinya dengan mengetahui definisi mereka dengan sendirinya melazimkan kita mengetahui Irfan itu sendiri.

Abdurrahman Salmi mengatakan ; Arif adalah mereka yang mempersembahkan hatinya pada Allah swt, sedangkan tubuhnya dia persembahkan pada ciptaanNYA.

Abu Yazid Bastami suatu ketika ditanya ; “ apakah tanda – tanda Arif ? “ Beliau menjawab ; “ mereka adalah orang yang tak pernah lelah mengingat Allah swt dan hatinya tak pernah tertawan selain Allah swt “.

Kemudian Ia menambahkan ; “ barang siapa yang telah sampai pada maqam Irfan, Ia akan menjauhi segala hal yang menjauhkan dia dari Allah swt “.

Ibn Sina dalam kitabnya Isyarat wa Tanbihat menjelaskan definisi Irfan dan menjelaskan perbedaannya dengan zuhud dan Abid. Beliau mengatakan ; “ mereka yang menghindar dan menjauhi hal – hal yang sifatnya duniawi disebut dengan Zuhud, mereka yang istiqamah dalam melakukan ibadah seperti sholat, puasa dll disebut dengan Abid sedangkan mereka yang senantiasa mengerahkan seluruh keberadaanya pada Allah swt dan perhatiannya hanya kepada Alam quds ( suci  ) sehingga cahaya Ilahi termanefestasi pada dirinya disebut dengan Arif. Tentunya bisa saja ketiga hal diatas ( zuhud, abid dan arif ) berkumpul pada satu orang. Artinya orang tersebut adalah zuhud, abid dan arif sekaligus “. Selanjutnya beliau mengungkapkan bahwa ; “ yang diinginkan oleh seorang Arif hanyalah Allah swt semat dan tidak menginginkan sesuatu apapun selainnya. Ibadahnya hanya dikarenakan bahwa Dialah yang paling layak disembah, bukan karena tamak pada surga atau takut pada neraka “.

Dari defenisi yang telah dikemukakan diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa karekteristik seorang sufi :

  1. dengan syuhudnya mereka telah mengenal sifat – sifat dan asma’ – asma’ Allah swt.
  2. seorang Arif mengerahkan seluruh perhatiannya pada Allah swt. Dan menjauhi segala sesuatu selain Allah swt.
  3. seorang Arif memalingkan wajahnya pada sesuatu selain Allah swt, bahkan Ia menganggap bahwa selain Allah swt tidak memiliki hakekat sama sekali.

 

Prinsip – prinsip dalam Irfan

Prinsip – prinsip yang ada dalam Irfan secara universal ;

  1. dalam Irfan, titik yang paling fundamental terdapat pada qalbu. Artinya bahwa  prinsip utamanya  adalah melaksanakan seluruh syariat yang ada sebagai metode dalam pembersihan jiwa, sehingga qalbu yang merupakan alat pengetahuan ( lahum qulubun la yafqahuna biha ) bisa teraktualkan.
  2. Irfan meyakini bahwa alam eksternal ini memiliki hakekat yang satu. Ada zahirnya dan ada batinnya, zahirnya menampakkan kemajemukan sedangkan batinnya menampakkan ketunggalan.
  3. Irfan lebih banyak berurusan dengan Ilmu kehadiran ( ilmu hudhuri ). Irfan meyakini bahwa antara manusia dengan hakekat terjalin hubungan hudhuri dan syuhudi.
  4. Irfan meyakini konsep riyadhah dan mujahadah.
  5. cinta adalah sebuah unsur yang paling hakiki dalam kehidupan seorang Arif.
  6. para Arif meyakini bahwa hakekat hakiki hanya satu yaitu Allah swt.

Perlu kami jelaskan bahwa para Arif dalam menafsirkan prinsip – prinsip diatas boleh jadi berbeda. Dan dalam kesempatan ini kami hanya ingin menjelaskan prinsip – prinsipnya secara universal.

 

Apa itu tasawuf ? dan siapakah yang sufi ?

Tasawuf dalam bahasa berasal dari kata “ shauf “ yang bermakna bulu domba. Sufi adalah mereka yang  memakai baju dari bulu domba. Suhrawardi dalam kitabnya Awariful Ma’arif mengatakan ; “ asal tasawuf dari shauf lebih cocok dari asal kata yang lain. Tasawuf yaitu memakai baju dari bulu domba “. 

Para peneliti tasawuf meyakini bahwa yang pertama kali menggunakan kata tasawuf adalah Abu Hasyim Kufi ( diperkirakan wafat antara thn 153 atau 174 atau 184 hijriyah ). Oleh karena itu kata ini mulai ada di pertengahan abad pertama dan kedua hijriyah.

Tapi untuk memberikan sebuah definisi yang melliputi seluruh unsure – unsure dalam “ tasawuf  “ dan “ sufi “ bukan perkara yang mudah. Hal ini disebabkan karena tasawuf senantiasa mengalami perubahan disetiap periode dan zaman tertentu, dan oleh sebab ini disetiap periode memiliki cirri khas tersendiri. Misalnya pada abad ke dua, konsepsi yang dipahami oleh Abu Hasyim Kufi, Dawud Thaii dan Hasan Basri berbeda dengan konsepsi yang dipahami oleh Junaid dan Yazid Bastami. Sebagaimana pemahaman tasawuf Junaid berbeda dengan Abu Said Abulkhaeir dan Maulana Jalaluddin Rumi.

Definisi tasawuf dan sufi yang telah dipaparkan oleh para ahli tasawuf bisa mencapai ribuan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami hanya mengutip beberapa definisi saja mengenai hal tersebut.

Abdurrazaq Kashani mendefinisikan bahwa tasawuf ; “ attasawuf huwattakhalluq bil akhlaqillah “. Tasawuf adalah mencerap akhlak Ilahi.

Ibn Arabi meyakini bahwa tasawuf ; “ melaksanakan adab – adab syariat baik secara zahir maupun secara bathin “.

Junaid meyakini bahwa tasawuf : “ memutuskan segala ketergantungan kecuali pada Allah swt “.

Definisi diatas bukanlah definisi yang melingkupi seluruh unsure – unsure tasawuf yang ada. Akan tetapi lebih pada ungkapan kondisi spiritual yang dialami oleh seorang Arif.

 

Perbedaan antara Tasawuf dan Irfan

 

Sebagaimana kita ketahui bahwa kata Tasawuf muncul pada pertengahan abad pertama dan kata Irfan muncul di abad ketiga walaupun kata tersebut sebenarnya sudah digunakan jauh sebelumnya. Jika kita mencermati diantara keduanya, yakni antara Irfan dan Tasawuf. Terdapat perbedaan tertentu diantara keduanya.

Syahid Murtadha Muthahhari meyakini bahwa perbebadaan tersebut adalah bahwa  Irfan tinjauannya pada sisi budayanya, sedangkan tasawuf tinjauannya pada sisi sosialnya. Maksud dari sisi budaya adalah berkaitan dengan pengetahuan seorang Arif, misalnya pengetahuan seorang Arif tentang eksistensi, hubungan Antara Khaliq dan Makhluk.tajalli dll. Sedangkan maksud dari sisi sosial adalah berkaitan dengan kehidupan seorang Arif sehingga biasa kita sebut dengan berkehidupan sufi, misalnya tata cara pakaian dalam pandangan sufi, tata cara makan, tata cara wirid dll.

Oleh Karena itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara Irfan dan Tasawuf. Yang ada hanya sisi penekanan saja. Irfan berkaitan dengan pengetahuan seorang Arif, sedangkan tasawuf berkaitan dengan tata cara kehidupan seorang sufi